Suarageram.id – Usai melihat langsung lokasi pemagaran laut di wilayah Teluknaga Kabupaten Tangerang, anggota komisi 4 DPR RI Fraksi PKS Johan Rosihan menyebutkan, ada semacam rekayasa gelombang soal pemagaran laut di wilayah Kabupaten Tangerang utara.
“Kalau berdasarkan pengamatan saya pertama, pagar ini ada pengkondisian yang kedua ini rekayasa gelombang. Masyarakat sekarang lapar untuk beli nasi untuk beli beras aja susah kok mereka punya uang untuk membangun pagar bambu sepanjang 30 kilometer lebih, udah jangan terlalu membodohi rakyat,” ucapan anggota komisi 4 DPR RI fraksi PKS pada sesi wawancara dengan salah satu stasiun televisi swasta beberapa waktu lalu, dikutip Selasa (14/1/2025).
Johan mengaku sudah mendatangi langsung lokasi pemagaran, ia melihat langsung dan berbincang dengan para warga nelayan
“Memang ndak bisa kita pungkiri bahwa masyarakat di sana itu butuh pembelaan mereka dalam kondisi tekanan direpresi oleh aparat sebagainya. Itulah kenapa saya sekaligus menjawab pertanyaan publik Kenapa sudah 5 bulan ini Ini tidak muncul jadi saya ingin sampaikan bahwa masyarakat takut untuk ekspos ini. Karena kalau mereka posting ini besoknya langsung dapat surat panggilan polisi dengan tuntutan undang-undang ITE, ya itu mungkin ada kerjasama dengan aparat,” cerita Johan dalam wawancara nya.
Bukan hanya pagar laut yang persoalan di wilayah tersebut, hilir mudik kendaraan truk tanah pengangkut material proyek PSN PIK 2 juga terus menghantui masyarakat di Pantura.
“Hilir mudik truk truk dari dari proyek PIK 2 yang membawa material itu juga membuat jalan menjadi rusak. Nah kalau masyarakat ingin posting jalan rusak itu nggak ada yang berani. Nah jadi ini perlu kita tanyakan apa motifnya gitu melindungi. Tapi kalau itu dikatakan pembangunan pagar tersebut Swadaya segala macam saya tidak menemukan logikanya alasan Swadaya itu masyarakat sekarang lapar untuk beli nasi untuk beli beras saja susah kok mereka punya uang untuk membangun pagar bambu 30 kilometer ini kan kalau kita tanam bambu satu pulaunya habis Kalau 30 kilometer ini terus dari mana uangnya kalau swadaya,” terang Johan.
Johan menduga, pemagaran laut di Kabupaten Tangerang itu adalah bagian dari proyek besar yang ada di sekitar situ. Selain itu menurutnya, itu pengkondisian yang kedua ini rekayasa gelombang dalam rangka klaim wilayah.
“Kalau ini tidak ada gejolak tidak ada protes dari masyarakat tidak ada pengawasan dari DPR tidak ada tindakan dari KKP maka ini akan disambung 5 kilometer lagi ke samping dan kalau itu terjadi maka Dermaga milik rakyat itu akan tutup hari ini masih bisa nampak. Tapi kalau dikembangkan lagi 5 Kilometer ke samping Dermaga ketutup pohon bakau juga akan rusak, ini melanggar.
Menurut dia, prinsip dari proyek nasional yang sering dikaitkan dengan ini apa. Prinsip dasar dari proyek nasional itu menjaga keberlanjutan yang kedua mensejahterakan masyarakat.
“Kalau masyarakatnya tertekan ekosistemnya rusak udah mau ngapain ada PSN,” tandas Johan Rosihan dikutip pada siaran apa kabar pada siaran TVone.